Tantangan Masa Depan: Sampah di Indonesia, Mengapa dan Bagaimana Cara Mahasiswa Mengatasinya?

Dewi Ashiila Hikmawan
3 min readJul 4, 2021

--

Di Indonesia, terdapat permasalahan struktural yaitu sampah. Semakin banyak limbah sampah yang dihasilkan masyarakat dan juga semakin kekurangan tempat pembuangan sampah. Masalah ini penting karena pencemaran ini menjadikan lingkungan kotor dan tidak sehat, mempengaruhi sektor pariwisata, serta menyebabkan banjir. Banyak daerah yang membuang sampah pada lokasi-lokasi tak berpenghuni dan lebih parahnya lagi di saluran air maupun sungai. Samapah akhirnya menumpuk dan dibakar, menyebabkab pencemaran udara hingga menipisnya lapisan ozone akibat asap pembakaran, memperparah kondisi alam saat ini.

Bantar Gebang, Bekasi, Indonesia, foto oleh BBC Indonesia

Untuk memperbaiki kondisi, pemerintah sudah membuat program penanggulangan sampah, seperti memberikan akses kepada truk pengangkut sampah untuk datang langsung ke lokasi mengambil sampah, tetapi usaha tersebut jauh dari harapan. Justru permasalahan sampah semakin hari semakin bertambah karena masyarakat membuang sampah sembarangan. Permasalahan berada pada masyarakat itu sendiri yang tidak menaati peraturan yang telah dikeluarkan, masyarakat dengan seenaknya membuang sampah dimanapun dan kapanpun mereka mau, yang berakibat pada semakin beratnya pekerjaan pemerintah.

Kesadaran masyarakat terhadap perilaku membuang sampah saat ini dapat dikatakan sangat kurang. Kemungkinan masyarakat menganggap bahwa membuang sampah sembarangan tidak salah dan wajar untuk dilakukan. Di depan rumahku sendiri saja banyak orang lain yang membuang sampah ke halamanku saat melewatinya. Memungut sampah yang kita lihat di jalan pun bukan merupakan budaya yang dianuti oleh masyarakat Indonesia, bahkan beberapa orang mengatakan melakukan hal tersebut itu “kampungan” karena menyerupai pekerjaan pemulung.

Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya suatu perilaku. Saat ini, dalam menangggapi masalah pembuangan sampah sembarangan sudah menjadi pola perilaku di masyarakat yang “biasa” karena semua orang melakukannya.

“Kan cuman satu sampah doang, gak akan ngaruh”, kata 250 juta orang

Meteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyebutkan data timbunan sampah di Indonesia di 2020 mencapai 67,8 ton. Melansir dari artikel IndonesiaBaik, persentase jumlah sampah plastik dari tempat pembuangan sampah terpadu Bantar Gebang sudah sekitar 34% dari total 39 juta ton sampah. Setiap tahunnya, sebesar 1,3 juta ton sampah plastik di Indonesia bermuara di laut.

Foto: Antara/Arif Firmansyah

Selama masa pandemi Covid-19, dilansir dari BBC Indonesia, jumlah layanan GoFood meningkat hingga 20%, sementara GrabFood juga mengalami peningkatan sebesar 4%. Frekuensi belanja online di Jabodetabek diperkirakan naik dari 1–5 kali sebulan menjadi 1–10 kali. Berdasarkan survei LIPI pada 20 April — 5 Mei 2020, aktivitas belanja online meningkat hingga 62% dengan 96% dari total jumlah paket menggunakan selotip, pembungkus plastik, dan bubble wrap. Pembelian alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan face shield juga meningkat dari 4% menjadi 36%.

Tempat yang kotor dan memang sudah banyak sampahnya membuat orang yakin bahwa membuang sampah sembarangan diperbolehkan. Warga sekitar tanpa ragu untuk membuang sampah pada tempat yang dimaksud. Sebagai mahasiswa, kita harus turut membuat masyarakat sadar akan pentingnya mengurangi jumlah sampah demi kebaikan kita semua. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Menyuarakan persoalan ini. Memberi informasi mengenai pentingnya mengurangi sampah ke sesama mahasiswa dan menyebarkannya kepada masyarakat melalui sosialisasi ke RT sendiri ataupun lewat sosial media.
  2. Seperti yang sudah dikatakan, pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya suatu perilaku. Menjadi contoh bagi masyarakat, jika mahasiswa membuat trend kepada generasi muda dalam melakukan hal-hal preventif, masyarakat akan cenderung melakukan hal yang sama. Contohnya, membagi informasi mengenai GrabExpress yang menyediakan jasa angkut sampah botol plastik dengan biaya gratis.
  3. Hal yang dapat mahasiswa lakukan adalah membuat challenge seperti mengadakan lomba dalam mengumpulkan sampah plastik terbanyak.
  4. Menggalang dana dengan mengadakan charity concert untuk membayar pihak mengangkut sampah yang ada di masyarakat agar mencegah pembakaran sampah dan juga terjadinya lingkungan tidak sehat. Atau, dengan dana yang dikumpulkan, mahasiswa dapat memperbanyak tempat sampah di pinggir jalan.

#TantanganMasaDepan #KATITB2021

Referensi:

https://daihatsu.co.id/tips-and-event/tips-sahabat/detail-content/data-sampah-plastik-di-indonesia-jadi-tantangan-bagi-masyarakat/#:~:text=Melansir%20dari%20artikel%20DetikNews%2C%20Meteri,2020%20mencapai%2067%2C8%20ton.

--

--

Dewi Ashiila Hikmawan
Dewi Ashiila Hikmawan

Written by Dewi Ashiila Hikmawan

Institut Teknologi Bandung, Engineering Physics student, in her last semester. Loves art and technology.

No responses yet